Aliran listrik bagaikan sebuah tarian energi yang melintasi kabel-kabel, membawa kehidupan ke dalam perangkat-perangkat modern kita. Tetapi, di balik harmoni aliran ini, tersembunyi pahlawan tak dikenal yang disebut resistor, yang dengan setia membatasi dan mengarahkan tenaga ini.
Mari kita telusuri lebih jauh tentang kehadiran penting resistor, mulai dari pengertian mendasar hingga berbagai jenis yang tak terhitung banyaknya.
Pengertian Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang digunakan dalam sirkuit listrik untuk menghambat aliran arus listrik. Resistor memiliki dua terminal yang terhubung dalam sirkuit listrik dan memiliki resistansi, atau hambatan, tertentu terhadap aliran listrik. Resistansi ini digunakan untuk mengendalikan aliran arus listrik dalam sirkuit dan mengatur tegangan listrik yang diberikan ke komponen lainnya.
Resistor bekerja berdasarkan prinsip ohm’s law, yaitu hubungan antara tegangan, arus, dan resistansi dalam sebuah sirkuit. Resistansi ditentukan oleh bahan yang digunakan dalam resistor serta ukuran dan bentuk fisiknya. Resistor dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti mengatur kecerahan lampu, melindungi komponen elektronik dari arus yang terlalu tinggi, dan memberikan nilai tertentu pada komponen seperti transistor dan kapasitor dalam rangkaian elektronik.
Fungsi Resistor
Fungsi resistor adalah untuk mengatur arus listrik dalam rangkaian elektronik. Resistor memiliki resistansi yang menentukan seberapa besar hambatan yang diberikan terhadap aliran arus listrik. Resistansi diukur dalam satuan ohm (Ω).
Beberapa fungsi resistor antara lain:
- Pembatas Arus: Resistor digunakan sebagai pembatas arus dalam rangkaian elektronik. Dengan memberikan resistansi yang tepat, resistor dapat mengurangi atau membatasi aliran arus listrik agar tetap dalam batas yang diinginkan.
- Pembagi Tegangan: Resistor juga digunakan sebagai pembagi tegangan dalam rangkaian. Dengan menggunakan hukum Ohm, resistor dapat membagi tegangan input menjadi tegangan output yang lebih rendah.
- Pengatur Gain atau Penguat: Resistor digunakan dalam rangkaian penguat atau pengatur gain. Resistor dapat mengatur besarnya gain atau penguatan sinyal dalam rangkaian elektronik.
- Stabilisasi Suhu: Resistor juga dapat digunakan untuk memperoleh nilai resistansi yang stabil terhadap perubahan suhu. Resistor dengan koefisien suhu yang kecil akan mempertahankan nilai resistansinya pada suhu yang berbeda.
- Penyekat atau Penyearah: Dalam rangkaian elektronik, resistor dapat digunakan sebagai penyekat atau penyearah. Resistor digunakan bersama dengan dioda untuk mengarahkan aliran arus dalam satu arah saja.
Selain fungsi-fungsi di atas, resistor juga digunakan dalam berbagai aplikasi lainnya seperti sensor suhu, hasilkan sinyal referensi, pengatur kecerahan lampu LED, pengaman pengisian baterai, dan banyak lagi.
Jenis-Jenis Resistor
Resistor adalah komponen elektronik yang berfungsi untuk menghambat arus listrik. Ada beberapa jenis resistor yang dapat ditemukan dalam dunia elektronik, di antaranya:
Resistor Tetap
Resistor tetap adalah jenis komponen elektronik passif yang memiliki resistansi yang tetap dan nilainya tidak dapat diubah atau diatur. Resistansi resistor tetap tergantung pada material resistif yang digunakan dalam pembuatannya serta dimensi fisik dari resistor tersebut.
Resistor tetap biasanya terbuat dari kawat logam atau bahan lain yang memiliki sifat resistif. Resistansi resistor tetap diukur dalam satuan ohm (Ω). Resistansi ini menunjukkan seberapa mudah arus listrik dapat mengalir melalui resistor tersebut.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai resistansi pada resistor tetap. Faktor pertama adalah jenis material resistif yang digunakan. Material seperti karbon, logam seperti nikel-chromium, atau bahan semikonduktor seperti silikon dapat digunakan sebagai material resistif pada resistor tetap. Setiap material memiliki resistivitas yang berbeda, yang mempengaruhi resistansi resistor.
Faktor kedua adalah dimensi fisik dari resistor. Resistansi sebuah resistor tetap dapat dipengaruhi oleh panjang, luas penampang, dan jenis pengaturan fisik yang digunakan dalam pembuatannya. Misalnya, semakin panjang dan lebih tipis kawat resistif pada resistor, resistansi yang dihasilkan akan lebih besar.
Sebagai komponen elektronik pasif, resistor tetap memiliki beberapa fungsi dalam rangkaian elektronik. Salah satu fungsi utamanya adalah membatasi aliran arus listrik dalam rangkaian. Dalam aplikasi ini, resistor sering digunakan untuk menjaga agar arus listrik dalam batasan yang diinginkan, mencegah kerusakan pada komponen lain, atau mengatur tingkat kecerahan pada LED.
Selain itu, resistor tetap juga dapat digunakan untuk membagi tegangan dalam rangkaian (voltage divider), menggantung tegangan pada level yang diinginkan, melindungi komponen elektronik seperti dioda atau transistor, serta sebagai bagian dari rangkaian filter frekuensi atau rangkaian timing.
Resistor tetap memiliki simbol standar dalam skema rangkaian elektronik, yaitu gambar zigzag dengan nilai resistansi yang ditulis di dalamnya. Nilai resistansi biasanya dicetak menggunakan satuan ohm (Ω) atau menggunakan satuan kiloohm (kΩ), megaohm (MΩ), dan sebagainya.
Sebagai konsumen, kita dapat membeli resistor tetap dengan nilai resistansi tertentu sesuai kebutuhan. Memilih resistor tetap dengan resistansi yang tepat adalah langkah penting dalam merancang dan membangun rangkaian elektronik. Resistor berfungsi untuk mengatur aliran arus listrik dalam rangkaian sehingga nilai resistansinya harus sesuai dengan kebutuhan rangkaian tersebut.
Langkah pertama dalam memilih resistor adalah menentukan nilai resistansi yang dibutuhkan. Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung besaran resistansi yang diperlukan dalam rangkaian menggunakan rumus atau mengacu pada spesifikasi rangkaian yang akan dibuat.
Setelah nilai resistansi yang dibutuhkan telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah memilih jenis resistors yang tepat. Resistors tetap memiliki nilai resistansi yang tidak dapat diubah, sehingga perlu memilih resistors dengan nilai resistansi yang mendekati atau sama dengan nilai yang dibutuhkan.
Terdapat beberapa jenis resistor tetap yang umum digunakan, antara lain:
- Resistor karbon: resistors ini terbuat dari bahan karbon dan memiliki toleransi resistansi yang cukup lebar, yaitu sekitar 5%. Resistors karbon cocok digunakan dalam rangkaian-rangkaian non-kritis atau yang tidak memerlukan ketelitian resistansi yang tinggi.
- Resistor logam: resistors ini terbuat dari bahan logam, seperti nikel-krom atau timah. Resistor logam memiliki toleransi resistansi yang lebih kecil, yaitu sekitar 1%. Resistors ini cocok digunakan dalam rangkaian-rangkaian yang memerlukan ketelitian resistansi yang tinggi.
- Resistor film logam: resistors ini memiliki lapisan film tipis dari logam seperti nikel-krom. Resistors film logam memiliki toleransi resistansi yang lebih kecil, bahkan dapat mencapai 0,1%. Resistors ini cocok digunakan dalam rangkaian-rangkaian yang memerlukan ketelitian resistansi yang sangat tinggi.
Setelah jenis resistor yang tepat telah dipilih, langkah terakhir adalah membeli resistor dengan nilai resistansi yang sesuai. Resistor tetap umumnya tersedia dalam berbagai nilai resistansi standar yang telah ditentukan, seperti 10 Ω, 100 Ω, 1 kΩ, dan sebagainya. Pilihlah resistor dengan nilai resistansi yang mendekati atau sama dengan nilai yang dibutuhkan dalam rangkaian.
Dengan memilih resistor tetap dengan resistansi yang tepat, kita dapat memastikan bahwa aliran arus dalam rangkaian sesuai dengan yang diinginkan dan rangkaian dapat bekerja dengan baik.
Resistor Variable
Resistor variable, juga dikenal sebagai potensiometer atau preset, adalah jenis resistor yang memiliki nilai resistansi yang dapat diubah. Bagian penting dari resistors variabel adalah kontak geser yang memungkinkan pengguna mengubah panjang resistansi yang ada di resistors. Kontak geser biasanya terbuat dari penghantar yang dapat bergerak secara fisik di sepanjang resistors untuk mengatur nilai resistansi yang diinginkan.
Resistor variabel digunakan dalam berbagai aplikasi dalam sirkuit elektronik untuk mengatur level tegangan, arus, atau volume yang diinginkan. Beberapa contoh penggunaan resistors variabel termasuk dalam pengatur suara pada peralatan audio, pengatur tingkat cahaya pada sistem pencahayaan, dan pengatur kecepatan motor.
Resistor variable tersedia dalam berbagai jenis, termasuk potensiometer linear dan potensiometer logaritmik. Potensiometer linier berarti bahwa perubahan resistansi berbanding lurus dengan perubahan posisi kontak geser. Sementara potensiometer logaritmik memiliki perubahan resistansi yang nonlinear terhadap perubahan posisi kontak geser. Potensiometer logaritmik lebih sering digunakan dalam aplikasi audio karena adanya sifat respons gerak logaritmik manusia terhadap perubahan volume suara.
Resistors variabel juga memiliki spesifikasi lain yang perlu diperhatikan saat memilih salah satu untuk digunakan dalam suatu sirkuit. Beberapa parameter penting termasuk range resistansi yang dapat diatur, daya maksimum yang dapat ditangani oleh resistors, dan nilai toleransi resistansi. Range resistansi menentukan resistansi minimum dan maksimum yang dapat diatur oleh resistors, sedangkan daya maksimum menunjukkan berapa daya yang bisa ditangani oleh resistors tanpa mengalami kerusakan. Nilai toleransi resistansi mengindikasikan sejauh mana nilai resistansi aktual resistors bisa berbeda dari nilai yang diinginkan.
Untuk mengubah nilai resistansi pada resistors variabel, kontak geser dapat dipindahkan ke posisi yang diinginkan. Nilai resistansi akan berubah sesuai dengan seberapa jauh kontak geser bergerak dari ujung. Beberapa resistors variabel dilengkapi dengan skala yang memudahkan pengguna dalam mengatur nilai resistansi secara presisi.
Dalam kesimpulannya, resistors variabel adalah jenis resistors yang memungkinkan pengguna untuk mengatur nilai resistansi. Ini dapat dilakukan dengan memindahkan kontak geser ke posisi yang diinginkan di sepanjang resistors.
Resistor Film Slender (Film Resistors)
Resistor Film Slender, juga dikenal sebagai Film Resistors, adalah jenis resistor yang dibuat dengan menggunakan bahan film resistif pada substrat silinder atau tabung. Film resistif ini dapat terbuat dari berbagai bahan, seperti karbon, logamoksida (seperti nikel-kromium-oksida atau tantalum-nitrida), atau logam padat (seperti nikel atau timah).
Proses pembuatan Film Resistors dimulai dengan pemasangan lapisan resistif pada substrat slender. Lapisan ini kemudian dihubungkan ke dua ujung untuk memungkinkan aliran arus melalui resistor. Untuk melindungi lapisan resistif dan mencegah keausan, film slender biasanya dilapisi dengan lapisan pelindung seperti epoksi atau polimer.
Film Resistors memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan jenis resistor lainnya. Salah satunya adalah stabilitas nilainya yang tinggi. Ini berarti bahwa nilai resistansi film slender akan tetap konstan seiring waktu dan perubahan suhu. Selain itu, film slender memiliki toleransi yang lebih baik, artinya nilai resistansi yang diberikan pada resistor tersebut akan lebih dekat dengan nilai yang diinginkan.
Kelebihan lain dari film slender adalah ketahanan yang baik terhadap suhu tinggi. Film resistif yang digunakan pada resistor ini mampu menahan percobaan panas yang intens tanpa mengubah nilai resistansinya. Sebagai tambahan, film slender juga memiliki daya tangkap yang tinggi terhadap kejutan listrik atau transien. Artinya, resistor ini dapat menahan tegangan listrik yang melebihi batas normalnya tanpa mengalami kerusakan.
Dalam hal aplikasi, film slender umumnya digunakan dalam rangkaian elektronik yang membutuhkan ketepatan nilai resistansi dan stabilitas nilai yang tinggi. Beberapa contoh penggunaan film slender termasuk dalam perangkat audio (seperti amplifier), perangkat manufaktur medis, peralatan komunikasi, peralatan otomotif, dan peralatan industri.
Dalam rangkaian elektronik, film slender diidentifikasi oleh nilai resistansinya yang umumnya dituliskan dengan kode warna. Misalnya, sebuah film slender dengan nilai resistansi 10 kilo-ohm akan ditandai dengan kode warna cokelat, hitam, oranye.
Resistor NTC (Negative Temperature Coefficient)
Resistor NTC (Negative Temperature Coefficient) adalah sebuah jenis resistor yang memiliki koefisien suhu negatif. Ini berarti bahwa resistansi dari NTC akan mengalami penurunan ketika suhu di sekitarnya naik.
Struktur dari NTC terdiri dari bahan semikonduktor yang memiliki karakteristik resistansi yang sensitif terhadap suhu. Biasanya bahan semikonduktor yang digunakan adalah oksida logam seperti mangan, kobalt, dan nikel. Bahan ini dipadatkan menjadi bentuk pencetak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan.
Ketika suhu di sekitar NTC naik, maka energi termal akan menyebabkan elektron di dalam bahan semikonduktor tersebut bergerak dengan lebih cepat. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan dalam jumlah pembawa muatan (elektron) yang tersedia untuk menghantarkan arus listrik. Dengan adanya peningkatan ini, resistansi dari NTC akan menurun.
Karakteristik resistansi yang sensitif terhadap suhu pada NTC ini sering digunakan dalam berbagai aplikasi. Salah satu contohnya adalah dalam rangkaian sensor suhu. Ketika NTC digunakan sebagai sensor suhu, perubahan suhu akan menyebabkan perubahan resistansi. Hal ini dapat digunakan untuk mengukur suhu dengan menganalisis resistansi pada NTC.
Resistor NTC juga digunakan dalam rangkaian perlindungan. Misalnya, NTC dapat digunakan sebagai suatu pengatur arus pada lampu pijar ketika lampu tersebut dinyalakan. Pada saat pertama kali dinyalakan, suhu pada NTC masih rendah sehingga resistansinya tinggi. Ini akan membatasi arus listrik yang mengalir ke lampu, sehingga memberikan perlindungan terhadap lonjakan arus.
Selain itu, NTC juga dapat digunakan dalam rangkaian pengontrol suhu pada sistem pemanas atau pendingin. Ketika suhu mencapai titik tertentu, NTC dapat digunakan untuk mengatur suhu sesuai dengan keinginan.
Dalam pemilihan NTC, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah rentang perubahan resistansi dengan perubahan suhu. Rentang perubahan resistansi ini ditentukan oleh koefisien suhu NTC. Semakin tinggi koefisien suhu, maka perubahan resistansi yang dihasilkan akan semakin besar.
Resistor PTC (Positive Temperature Coefficient)
Resistor PTC (Positive Temperature Coefficient) merupakan suatu jenis komponen pasif yang memiliki karakteristik resistansi yang berubah sesuai dengan suhu. Resistansi pada PTC akan meningkat secara proporsional dengan kenaikan suhu.
Prinsip kerja PTC didasarkan pada fenomena perubahan resistansi suatu bahan pada saat terjadi perubahan suhu. Ketika suhu meningkat, resistansi pada PTC juga akan meningkat. Hal ini terjadi karena perubahan suhu mengakibatkan peningkatan energi termal pada bahan PTC, sehingga elektron-elektron yang melalui bahan tersebut akan menabrak partikel-partikel lain dengan intensitas yang lebih besar. Akibatnya, hambatan pada bahan PTC juga akan meningkat, yang ditunjukkan dengan naiknya nilai resistansi.
PTC umumnya terbuat dari material semikonduktor seperti barium titanat (BaTiO3) atau polimer termosensitif dan banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Salah satu aplikasi umum PTC adalah sebagai pengaman (fuse) suhu atau thermostat. Ketika suhu meningkat melebihi ambang batas tertentu, tegangan dan arus yang mengalir melalui PTC akan terus meningkat, sehingga mengakibatkan resistansi yang semakin tinggi. Hal ini akan mengurangi arus yang melewati PTC dan berfungsi sebagai penghambat suhu yang berlebihan.
PTC juga digunakan dalam rangkaian pengaman arus listrik yang digunakan pada sirkuit daya rendah dan elektronik. Misalnya, pada suatu sirkuit listrik, PTC dapat dipasang sebagai penghambat suhu yang digunakan untuk membatasi arus yang mengalir melalui komponen lainnya agar tidak melebihi batas yang aman. Jika terjadi lonjakan arus yang berlebihan, PTC akan meningkatkan resistansinya dan menjaga arus tetap dalam batas yang aman.
Keuntungan lain dari PTC adalah stabilitas temperatur yang tinggi dan ketahanannya terhadap perubahan suhu. Jika suhu turun, resistansi pada PTC akan turun kembali ke nilai semula. Hal ini memungkinkan PTC dapat digunakan dalam berbagai lingkungan suhu yang berbeda tanpa mengalami perubahan resistansi yang signifikan.
Namun, perlu diingat bahwa setiap komponen memiliki batas suhu operasional yang harus diperhatikan. Jika suhu melebihi batas ini, PTC dapat mengalami kerusakan atau bahkan kegagalan. Oleh karena itu, penting untuk memilih PTC dengan batas suhu operasional yang sesuai untuk aplikasi yang diinginkan.
Varistor
Varistor atau varistor voltage dependent resistor adalah jenis komponen semikonduktor yang digunakan untuk melindungi sirkuit elektronik dari lonjakan tegangan berlebih atau arus berlebih yang dapat merusak komponen lain dalam sirkuit. Varistor bekerja sebagai komponen pemantul tegangan yang ditempatkan paralel dengan alat listrik atau elektronik yang ingin dilindungi.
Varistor terbuat dari bahan semikonduktor seperti seng oksida atau silikon karbida. Struktur varistor terdiri dari butiran material semikonduktor yang terhubung satu sama lain dan dihubungkan pada kedua ujungnya oleh terminal logam. Material semikonduktor tersebut memiliki sifat yang berubah dengan adanya perubahan tegangan yang diberikan.
Ketika tegangan yang diberikan pada varistor tinggi, maka elektron dalam material semikonduktor akan terlepas dan bergerak ke elemen tetangga, sehingga menghasilkan arus listrik. Peningkatan arus ini menyebabkan resistansi varistor menurun secara signifikan. Hal ini disebut sebagai kondisi gelembung atau kondisi varistor aktif.
Dalam kondisi normal, varistor memiliki resistansi tinggi. Namun, ketika terjadi lonjakan tegangan, varistor secara cepat akan berubah menjadi konduktor dengan resistansi yang rendah. Fungsi varistor sebagai pemantul tegangan adalah melindungi sirkuit elektronik dengan membiarkan arus berlebih melalui varistor dan mengalir ke ground.
Contoh situasi dimana varistor digunakan adalah saat ada lonjakan tegangan akibat petir atau listrik statis yang dapat merusak peralatan elektronik seperti komputer, modem, atau peralatan rumah tangga lainnya. Varistor akan mengalirkan arus berlebih tersebut ke ground dan melindungi peralatan dari kerusakan.
Varistor juga digunakan sebagai komponen pelindung dalam sirkuit daya, seperti pada sistem penerangan jalan, sistem pembangkit listrik, atau sistem perlindungan arus lebih dalam motor listrik. Dalam aplikasi ini, varistor akan melindungi komponen lain dalam sirkuit dari bahaya seperti lonjakan arus atau tegangan yang tidak diinginkan.
Dalam pemilihan varistor, perlu diperhatikan beberapa faktor seperti tegangan operasi, energi tahan, dan kapasitas arus. Tegangan operasi varistor harus lebih tinggi dari tegangan kerja maksimum yang ada dalam sistem, sedangkan energi tahan harus sesuai dengan arus yang melewati varistor dan lamanya waktu varistor dapat menahan arus tersebut. Kapasitas arus varistor harus lebih tinggi atau sama dengan arus puncak yang akan diterima oleh varistor. Semua faktor ini bergantung pada kebutuhan dan spesifikasi sistem yang menggunakan varistor.
Resistor Cermet
Resistor cermet adalah jenis yang terbuat dari campuran seramik dan logam. Nama “cermet” berasal dari singkatan kata ceramics dan metals. Cermet dibuat dengan menggunakan teknologi hibrida, yang menggabungkan sifat-sifat kedua bahan tersebut.
Bahan utama yang digunakan dalam cermet adalah seramik yang biasanya terdiri dari oksida logam. Seramik ini memberikan ketahanan terhadap suhu tinggi dan keausan. Sementara itu, logam yang digunakan, seperti nikel, krom, atau timah, memberikan konduktivitas listrik yang baik.
Proses produksi cermet melibatkan pencampuran seramik dan logam dalam bentuk bubuk. Bubuk ini kemudian ditempatkan dalam cetakan dan dipanaskan pada suhu tinggi. Proses pemanasan ini melibatkan proses sintering, di mana seramik dan logam meleleh bersama dan membentuk massa padat. Proses sintering ini melibatkan pemadatan serbuk dan penghilangan pori-pori dalam bahan, sehingga menghasilkan resistor yang padat dan tahan lama.
Cermet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan resistor lainnya. Pertama, cermet memiliki tingkat stabilitas yang tinggi terhadap perubahan suhu. Hal ini menjadikannya pilihan yang baik untuk aplikasi di lingkungan suhu ekstrem. Kedua, cermet memiliki tegangan keluar yang rendah saat dalam keadaan mati. Hal ini menghindari terjadinya tegangan yang tidak diinginkan dalam rangkaian. Ketiga, cermet memiliki daya tahan yang baik terhadap keausan dan gesekan, sehingga dapat digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan komponen yang tahan lama.
Cermet juga dapat memiliki nilai resistansi yang bervariasi, tergantung pada campuran seramik dan logam yang digunakan. Nilai resistansi ini dapat diatur selama proses produksi dengan mengubah konsentrasi dan jenis bahan yang digunakan. Biasanya, cermet memiliki resistansi yang lebih rendah dibandingkan dengan resistor karbon, tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan resistor logam.
Cermet digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik, seperti dalam rangkaian pengatur tegangan, pengatur kecepatan motor, dan rangkaian audio. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki, seperti stabilitas suhu tinggi, tegangan keluar yang tinggi, dan keawetan yang baik, membuat cermet menjadi pilihan yang sangat populer di dalam industri elektronik.
Kode Warna Resistor
Kode warna resistor adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi nilai resistansi pada penggunaan beberapa warna sebagai kode. Metode ini sangat umum digunakan dalam elektronik dan listrik untuk membantu mengidentifikasi dan membaca nilai resistansi pada resistor dengan cepat.
Proses membaca kode warna resistor dimulai dengan melihat pada yang memiliki tiga, empat, lima atau enam strip warna. Setiap strip warna yang ada di resistor memiliki nilai atau angka yang mewakili nilai resistansi. Setiap warna juga memiliki faktor pengali tertentu.
Berikut adalah keterangan mengenai kode warna resistor:
1. Toleransi (tolerance) – Strip terakhir:
– Emas (Gold): 5% toleransi
– Perak (Silver): 10% toleransi
2. Kebanyakan resistor memiliki tiga strip warna pertama yang mewakili nilai numerik dari resistansi:
– Hitam (Black): 0
– Coklat (Brown): 1
– Merah (Red): 2
– Orange: 3
– Kuning (Yellow): 4
– Hijau (Green): 5
– Biru (Blue): 6
– Ungu (Violet): 7
– Abu-abu (Gray): 8
– Putih (White): 9
3. Faktor Pengali (Multiplier) – Strip keempat:
– Hitam (Black): x1
– Coklat (Brown): x10
– Merah (Red): x100
– Orange: x1,000
– Kuning (Yellow): x10,000
– Hijau (Green): x100,000
– Biru (Blue): x1,000,000
– Ungu (Violet): x10,000,000
– Abu-abu (Gray): x100,000,000
– Putih (White): x1,000,000,000
– Emas (Gold): /10
– Perak (Silver): /100
Misalnya, jika resistor memiliki warna strip pertama merah, strip kedua hijau, dan strip ketiga biru dengan strip terakhir emas, nilai resistansi dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
– Pertama, baca nilai resistansi dari strip pertama dan strip kedua. Merah mewakili nilai 2, hijau mewakili nilai 5. Jadi, nilai resistansi adalah 25.
– Kedua, baca nilai pengali dari strip ketiga. Biru mewakili nilai 1,000,000.
– Ketiga , baca nilai toleransi dari strip terakhir. Emas mewakili toleransi 5%.
Jadi, nilai resistansi dari resistor tersebut adalah 25 x 1,000,000 Ω ± 5%.
Simbol Resistor
Simbol Resistor adalah representasi grafis yang digunakan untuk menunjukkan komponen dalam rangkaian elektronik. Resistor adalah komponen pasif yang digunakan untuk mengatur aliran arus listrik dalam rangkaian dengan memperkenalkan resistansi atau hambatan terhadap arus listrik.
Simbol yang digunakan untuk menunjukkan alat ini terdiri dari bentuk yang sederhana dan mudah diidentifikasi. Simbol tersebut terdiri dari garis lurus yang panjangnya lebih besar dari simbol untuk komponen aktif seperti transistor atau IC. Garis lurus ini biasanya berada di antara dua terminal.
Terminal atau ujung garis lurus mewakili titik masuk dan keluar. Garis lurus itu sendiri mewakili elemen resistansi atau hambatan. Bagian tengah garis lurus dapat memiliki kode warna atau angka yang menunjukkan nilai resistansi dalam satuan ohm.
Selain itu, terkadang simbol ini juga memiliki anak panah yang menunjukkan arah aliran arus. Anak panah ini hanya menunjukkan arah umum aliran arus listrik melalui resistor dan tidak memengaruhi nilai resistansi.
Simbol resistor ini biasanya digunakan dalam skema rangkaian elektronik atau diagram skematik untuk mempermudah pemahaman dan komunikasi antara perancang dan teknisi dalam mendesain dan membangun rangkaian elektronik. Selain itu, simbol ini juga digunakan dalam dokumen dokumentasi elektronik seperti buku petunjuk atau panduan servis untuk mengidentifikasi dan menggambarkan yang digunakan dalam suatu perangkat elektronik.
Dengan menggunakan simbol ini, perancang dan teknisi dapat dengan mudah mengenali dan mengidentifikasi komponen dalam rangkaian, serta memastikan bahwa nilai resistansi yang tepat diterapkan untuk mengatur arus listrik yang diinginkan.
Resistor adalah salah satu komponen paling mendasar dan penting dalam dunia elektronika. Dengan kemampuannya mengendalikan arus dan tegangan, serta kehadiran dalam berbagai jenis dan nilai, alat ini membantu membentuk dasar dari teknologi modern yang kita nikmati hari ini. Dari perangkat sederhana hingga kompleks, dan terus menjadi bagian integral dalam membentuk dunia elektronika yang terus berkembang.
Baca Juga Artikel lainnya:
- Mikrokontroler Adalah: Pengertian, Fungsi dan Jenisnya
- Alat Elektronik Rumah Tangga dan Fungsinya
- Elektronika, Alat Praktek Yang Populer Digunakan
- Transistor Adalah: Pengertian, Fungsi, Jenis dan Cara Kerjanya
- Aplikasi Cek dan Daftar Santunan Dana 2023