Alat Ukur – Penggunaan alat ukur sudah menjadi hal yang biasa saat ini, hal ini karena alat tersebut banyak dibutuhkan di berbagai bidang. Tak heran penggunaannya sangatlah luas, baik untuk mengukur suatu objek hingga sebagai alat konversi.
Umumnya, setiap objek tertentu dapat diukur dengan lebih dari satu alat sehingga menimbulkan perbandingan yang bisa membuat pengukuran semakin akurat. Pengukuran juga biasa dilakukan dengan menggunakan satuan tertentu, misalnya meter, gram, kelvin, dan lain sebagainya.
Selain itu, pengukuran juga disesuaikan dengan kondisi objek, mengingat satu objek tertentu bisa saja memiliki rentang pengukuran yang jauh. Oleh karena itu, alat yang digunakan juga disesuaikan dengan objek itu sendiri.
Macam-macam Alat Ukur
Semakin berkembangnya zaman, tentu saja alat untuk pengukuran juga semakin bervariasi. Mulai dari alat untuk mengukur panjang, suhu, massa, jarak, waktu, dan berbagai alat pengukuran lainnya. Berikut macam-macam beserta ulasan lengkapnya:
- Penggaris.
- Termometer.
- Stopwatch.
- Speedometer.
- Ohm meter.
- PH Meter.
- Barometer.
- Densitometer.
- Hygrometer.
- Welding Gauge.
- Neraca atau Timbangan.
- Tang Ampere.
- Roll meter atau meteran.
- Jangka Sorong (Calipers).
- Mikrometer Sekrup (Micrometer Screw).
- Theodolite.
- Beaker Glass.
- Busur Derajat.
- Manometer.
- Sound Meter Level.
- Anemometer.
- Waterpass.
- Lux Meter.
- Ring Gauge.
- Taper Gauge.
- Altimeter.
- Ombrometer.
- Dial Indicator.
- Plug gauge.
- Avometer
- Potensiometer
- Amperemeter
- Galvanometer
- Multitester
- Voltmeter
- Gelas Ukur
Alat Ukur Panjang
Alat pengukuran panjang seringkali dijumpai di berbagai bidang, biasanya alat ini digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Satuannya sendiri mulai dari milimeter hingga kilometer, dimana alat yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
1. Penggaris
Penggaris menjadi alat paling sederhana untuk mengukur panjang, alat ini bisa dijumpai dengan mudah di sekolah ataupun peralatan kerja konstruksi. Umumnya, penggaris memiliki satuan satuan inci dan sentimeter (dari 0 sampai 30 cm).
Perlu kamu ketahui, saat ini ada banyak sekali gambar penggaris dan model penggaris yang beredar dipasaran. Jadi kamu tinggal memilih penggaris sesuai dengan kebutuhan. Diantara jenis jenis penggaris tersebut adalah:
- Penggaris Skala
- Penggaris Siku
- Penggaris Digital
- Penggaris Busur
- Penggaris Besi
- Penggaris T
- Penggaris Segitiga
2. Meteran
Ada pula alat untuk mengukur panjang berupa meteran, dimana alat ini bisa ditemukan di berbagai tempat terutama tempat konstruksi. Meteran ini bisa memiliki satuan yang lebih beragam, mulai dari milimeter, centimeter, hingga meter.
Meteran juga memiliki jarak ukur yang terbilang sangat panjang, bahkan di beberapa jenis meteran bisa mencapai panjang 10 sampai 20 meter.
3. Mikrometer Sekrup
Apabila kamu butuh alat pengukur benda yang kecil dan berbentuk tidak rata, maka alat bernama mikrometer sekrup bisa menjadi pilihan yang tepat. Alat ini memungkinkan untuk mengukur benda bulat, lonjong, hingga bentuk yang tidak beraturan sekalipun secara akurat.
4. Busur Derajat
Pengukuran panjang tidak hanya dilakukan untuk mengukur panjang benda saja, melainkan ada pula pengukuran derajat kemiringan yang menggunakan alat busur derajat. Dengan alat ini, kamu bisa mengukur berapa derajat tingkat kemiringan atau sudut suatu objek tertentu.
5. Jangka Sorong
Saat di bangku sekolah pastinya sudah dikenalkan dengan alat bernama jangka sorong, dimana alat ini berfungsi untuk mengukur dan membuat objek yang berbentuk bulat. Bukan hanya mengukur saja, namun alat ini juga bisa menghitung diameter ataupun panjang sisi sebuah objek berbentuk bulat.
6. Compass (Jangka Putar)
Compass atau biasa disebut sebagai alat penunjuk arah ini ternyata masuk ke dalam alat pengukuran panjang. Hal ini karena ia menggunakan magnet dari kedua kutub untuk menghitung arah secara akurat sehingga menghasilkan angka yang akurat terhadap suatu arah tertentu.
Demikianlah alat pengukuran panjang yang sering digunakan di kehidupan sehari-hari, setiap alat tersebut memiliki fungsi dan kegunaannya dalam mengukur sebuah objek tertentu.
Alat Ukur Volume
Selain alat untuk ukur panjang, ada pula alat yang bisa digunakan untuk mengukur sebuah volume. Baik volume benda, air, minyak, dan zat padat atau cair lainnya. Disini terdapat dua alat yang bisa mengukur volume, yaitu gelas ukur dan buret. Berikut ulasan lengkapnya:
1. Gelas Ukur
Cara paling mudah untuk mengukur volume pastinya dengan menggunakan gelas ukur, dimana gelas ini memiliki nominal yang sudah tertera dalam gelas. Baik dalam satuan mililiter, liter, hingga satuan terbesarnya yaitu barel.
Gelas ukur ini juga memiliki berbagai jenis, seperti gelas ukur kimia, gelas ukur air, ataupun tong ukur yang berukuran besar. Bahkan, gelas-gelas rumah tangga saat ini kebanyakan juga sudah memiliki ukuran volume di dalamnya.
2. Buret
Selanjutnya terdapat alat pengukuran volume berupa buret atau biasa disebut tabung ukur. Hal ini karena bentuk alat buret yang menyerupai tabung berukuran kecil. Buret ini sering diaplikasikan di dunia medis atau kimia, misalnya saja alat suntikan, tabung infus, tabung kimia, dan lain sebagainya.
Mengingat penggunaannya yang lebih kecil, tentu saja buret memiliki satuan yang lebih kecil pula. Biasanya ia memiliki satuan mililiter saja.
Itulah alat volume yang sering digunakan di berbagai bidang, dimana kedua alat tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing tergantung dengan penggunaannya.
Alat Ukur Massa dan Berat
Alat pengukuran massa atau biasa disebut dengan timbangan, tentunya menjadi salah satu alat pengukuran yang sering dijumpai di kehidupan sehari-hari. Untuk lebih lengkapnya, berikut jenis-jenis alat timbangan beserta penjelasannya:
1. Timbangan Analog
Timbangan analog atau timbangan manual pastinya tidak asing lagi bagi sebagian besar orang, dimana timbangan inilah yang digunakan untuk mengukur berat benda dengan sistem analog.
Misalnya saja seperti timbangan berat badan, timbangan di toko, timbangan truk, dan lain sebagainya. Jenis timbangan ini cenderung lebih kuat dan bisa menahan beban yang cukup berat, bahkan bisa mencapai berton-ton.
2. Timbangan Digital
Selain timbangan analog, ada pula timbangan digital yang menjadi pengembangan dari timbangan analog itu sendiri. Bedanya timbangan ini akan menampilkan jumlah beban dengan menggunakan angka digital, sehingga berat yang dihitung bisa lebih akurat hingga angka dibelakang komanya.
Akan tetapi, timbangan digital juga memiliki kekurangan, salah satunya tidak dapat menahan beban yang tinggi sehingga lebih cocok untuk menimbang benda atau barang yang ringan saja.
3. Neraca Pegas
Selanjutnya terdapat alat bernama neraca pegas, seperti namanya alat ini bekerja dengan menggunakan pegas untuk menghitung suatu beban tertentu.
Alat ini memanfaatkan udara dan pegas yang dikombinasikan, semakin berat benda maka semakin tinggi pula tarikan dari pegas tersebut. Neraca pegas ini sering ditemui di berbagai tempat, seperti di pengepul barang, toko sembako, dan lain sebagainya.
4. Neraca Dua Lengan
Apabila kamu pernah melihat timbangan yang ada di toko emas atau toko sayuran, maka itulah yang disebut sebagai neraca dua lengan. Konsep kerja alat ini mirip seperti jungkat-jungkit, dimana alat ini membandingkan berat suatu benda dengan benda yang sudah memiliki berat tetap.
Dengan demikian, akan diketahui berat benda tersebut dengan memanfaatkan jungkat-jungkit, lalu menyeimbangkannya dengan berat benda yang sudah ditetapkan hingga kedua sisi seimbang.
5. Neraca Ohaus
Semakin berkembangnya zaman juga membuat timbangan atau neraca baru seperti neraca ohaus. Neraca ini sebenarnya sudah ada sejak dahulu dengan menggabungkan neraca pegas dan neraca lengan menjadi satu alat baru.
Akan tetapi, kini alat ini telah berubah dan berbentuk digital sehingga terlihat lebih modern dan bisa mengukur berat dengan sangat akurat.
Alat-alat tersebutlah yang menjadi alat pengukuran massa ataupun berat suatu benda, dimana setiap alatnya memiliki karakteristik yang berbeda. Sehingga penggunaannya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Alat Ukur Listrik
Alat ukur listrik juga menjadi salah satu alat yang banyak dijumpai, dimana ia seringkali digunakan dalam bidang elektronika. Ada beberapa alat yang bisa digunakan untuk mengukur listrik, antara lain sebagai berikut:
1. Amperemeter
Amperemeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur daya listrik dalam satuan ampere. Alat ini biasanya digunakan dalam dua bentuk, yaitu amperemeter terpisah dan amperemeter yang terpasang di alat elektronik.
Alat Amperemeter terpisah umumnya digunakan untuk proses perawatan atau perbaikan sebuah alat elektronik, sedangkan Amperemeter terhubung digunakan sebagai indikator daya sebuah perangkat elektronik.
2. Voltmeter
Sama halnya dengan Amperemeter, Voltmeter juga digunakan dalam dua bentuk yaitu Voltmeter terpisah dan Voltmeter terhubung. Bedanya, Voltmeter dapat menghitung jumlah arus per detiknya yang digunakan sebuah alat elektronik.
3. Ohmmeter
Selanjutnya terdapat alat Ohmmeter yang berfungsi untuk melihat reaksi positif dan negatif sebuah arus listrik. Alat ini memiliki dua kutub yang berbeda dan masing-masing hanya dapat mengukur muatan positif atau negatif saja.
Dari kedua kutub inilah akan didapatkan nilai tegangan listrik yang akan ditampilkan di sebuah display. Disini kamu juga bisa mengatur frekuensi, satuan, ataupun jumlah arus untuk mendapatkan data yang lebih lengkap seputar arus listrik.
4. Multimeter
Multimeter menjadi alat pengukur listrik yang hampir serupa dengan Ohmmeter, hanya saja alat ini memiliki opsi atau pengaturan yang lebih kompleks. Dengan itu, bisa mendapatkan data yang lebih lengkap lagi seputar arus listrik yang diukur.
5. Wattmeter
Ada pula alat yang bernama Wattmeter, dimana alat inilah yang sering dijumpai di perumahan. Mengingat alat ini digunakan untuk mengukur tinggi watt atau jumlah konsumsi watt dalam kurun waktu tertentu.
6. Galvanometer
Mengukur listrik dengan menggunakan medan magnet yang timbul akibat efek seebeck, hal itulah yang menjadi prinsip kerja dari alat Galvanometer. Alat ini dapat menghitung tegangan listrik dengan memanfaatkan panas pada arus listrik yang melewati sebuah kabel.
Beberapa alat di atas yang digunakan untuk mengukur listrik, dimana setiap alat memiliki prinsip kerja yang berbeda-beda. Hal itulah yang membuat alat-alat tersebut juga memiliki pengaplikasian yang berbeda pula.
Alat Ukur Waktu
Waktu dapat diukur dengan menggunakan beberapa satuan, mulai dari detik, menit, jam, hari, bulan, hingga tahun. Umumnya untuk mengukur waktu dibutuhkan alat yang bernama jam, namun tahukah kamu bahwa jam juga memiliki beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
1. Jam Analog
Analog jam menjadi penunjuk waktu paling sederhana dan digunakan saat ini, dimana alat ini dapat menunjukkan waktu dalam beberapa satuan seperti detik, menit, dan juga jam. Jam analog bekerja dengan menggunakan detak jantung dari sebuah penunjuk arah.
Penunjuk arah tersebut akan bergerak secara konstan dari waktu ke waktu sehingga menciptakan perhitungan waktu secara tepat dan konstan.
2. Jam Digital
Kini juga telah terdapat jam digital yang mulai marak digunakan dimana-mana, seperti jam tangan, jam HP, jam dinding, dan lain sebagainya. Berbeda dengan jam analog yang menggunakan detak penunjuk arah, jam digital bergerak dengan sistem yang lebih fleksibel.
Jam digital bisa bekerja dengan menggunakan detak jantung seperti jam analog, menggunakan satelite, menggunakan media internet, menggunakan jam dunia, dan lain sebagainya.
3. Stopwatch
Berbeda dengan jam analog dan jam digital, alat bernama stopwatch lebih mengarah untuk menghitung waktu secara mundur atau waktu yang berjalan. Sehingga ia tidak digunakan secara real time, namun digunakan saat dibutuhkan saja.
Demikianlah alat-alat yang digunakan untuk mengukur waktu, dimana alat tersebut bisa digunakan dengan tujuan yang berbeda-beda pula. Selain itu setiap alatnya juga memiliki varian yang lebih luas lagi saat ini.
Alat Ukur Suhu
Bukan hanya objek terlihat saja yang bisa diukur, namun objek abstrak seperti suhu atau temperatur juga dapat diukur dengan menggunakan suatu alat. Alat yang paling populer digunakan adalah Termometer, berikut penjelasannya.
1. Termometer
Alat pengukur suhu Termometer diciptakan memang untuk mengukur suatu suhu, dimana alat ini bekerja dengan cara mengalirkan suhu dari udara atau benda ke plat platinum. Plat inilah yang akan menyalurkan suhu dan menghitungnya melalui bagian konversi di dalamnya.
Dengan begitu, akan ditampilkan suhu benda secara akurat, baik dalam satuan celcius, fahrenheit, kelvin, dan berbagai satuan lainnya.
Alat tersebutlah yang menjadi alat pengukur suhu yang paling populer saat ini. Karena selain mudah dan cepat, Termometer juga bisa mengukur suhu dengan sangat akurat. Apalagi alat ini juga memiliki fungsi yang cukup fleksibel dalam pengaplikasiannya.
Namun secara jenis dan penggunaan, termometer sendiri terbaik menjadi beberapa jenis. Diantaranya sebagai berikut :
- Termometer Ruang
- Termometer Klinis
- Termometer Laboratorium
- Termometer Inframerah
- Termometer Six Bellani
- Termometer Digital
- Termometer Bimetal
- Termometer Termokopel
Alat Ukur Gaya dan Tekanan
Selain alat ukur suhu, alat pengukuran gaya juga termasuk ke dalam alat yang bisa mengukur objek abstrak. Hal ini karena gaya dan tekanan tidak memiliki wujud yang terlihat. Berikut alat yang digunakan untuk mengukur gaya atau tekanan:
1. Barometer
Saat mengukur tekanan udara atau gas dalam tabung biasanya digunakan alat bernama Barometer. Alat ini memang dibuat khusus untuk mengukur tekanan dalam tabung, dimana alat ini bekerja dengan memanfaatkan tekanan udara dalam tabung yang menekan alat Barometer.
Disinilah Barometer akan menampilkan jumlah tekanan secara analog atau digital, kemudian akan diketahui jumlah atau sisa udara yang ada di dalam tabung. Barometer bisa digunakan di tabung gas, tabung oksigen, tabung nitrogen, dan lain sebagainya.
2. Manometer
Terdapat juga alat untuk mengukur gaya dan tekanan berupa Manometer, sekilas alat ini memiliki prinsip kerja yang sama dengan Barometer. Namun, Manometer cenderung lebih detail dalam menampilkan tekanan, karena ia menyediakan berbagai satuan yang bisa dipakai.
3. Neraca Pegas
Neraca pegas juga dapat dikategorikan sebagai alat pengukuran tekanan, karena ia menggunakan tekanan dari berat benda yang akan menarik pegas dalam neraca.
Meskipun dalam pengaplikasiannya, neraca pegas lebih sering digunakan untuk mengukur berat daripada tekanan udara atau gas.
Alat-alat diataslah yang menjadi alat untuk mengukur gaya atau tekanan, dimana alat-alat tersebut memiliki pengaplikasian yang berbeda-beda. Mengingat sistem yang digunakan juga berbeda dan hanya sesuai dengan kebutuhan tertentu saja.
Alat Ukur Kelembaban Udara
Perlu diketahui pula bahwa udara yang ada di sebuah ruangan memiliki kelembaban, biasa di beberapa tempat kelembaban sangatlah penting dan perlu untuk diukur dengan menggunakan alat untuk ukur ini kelembaban seperti berikut ini:
1. Hygrometer
Alat Hygrometer termasuk ke dalam alat yang sering ditemukan di ruangan dengan pengaturan kelembaban tertentu. Seperti ruangan kimia, ruangan hidrocultura, ataupun di ruangan mesin kendaraan.
Fungsinya tentu saja menampilkan kelembaban secara real time, kemudian menyampaikannya dalam bentuk data atau grafik kelembaban.
2. Anemometer
Berbeda dengan Hygrometer yang dapat bekerja secara otomatis, Anemometer termasuk alat untuk mengukur kelembaban secara manual. Umumnya, alat ini digunakan untuk pengecekan kelembaban ruangan secara berkala atau saat proses perawatan ruangan tertentu.
Itulah dua alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban, baik Hygrometer atau Anemometer sebenarnya memiliki fungsi yang sama. Hanya saja cara kerja keduanya sangat berbeda dan bisa disesuaikan dengan keinginan penggunanya.
Alat Ukur Tanah
Tanah termasuk objek padat yang memiliki ketinggian serta struktur yang berbeda, dimana untuk mengukur karakteristik tanah inilah digunakan alat bernama Theodolite dan Altimeter. Berikut perbedaan antara keduanya:
1. Theodolite
Apabila kamu pernah melihat perbaikan jalan atau pembangunan gedung, maka alat Theodolite akan dengan mudah kamu temui. Alat ini biasa digunakan untuk mengukur tanah yang ada di sebuah area, baik struktur tanah, kemiringan tanah, datar tanah, dan lain sebagainya.
2. Altimeter
Sedangkan Altimeter menjadi alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian tanah, terutama ketinggian dari permukaan laut. Altimeter dapat digunakan untuk mengukur ketinggian dataran tinggi, gunung, hingga sebuah gedung sekalipun.
Kedua alat tersebut yang menjadi alat utama untuk mengukur tanah, mulai dari mengukur struktur, tingkat kemiringan, ketinggian, dan berbagai karakteristik tanah. Penggunaannya sendiri sangat fleksibel dan sangat luas di masa sekarang.
Alat Ukur Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya ternyata juga dapat diukur dengan menggunakan alat, dimana alat tersebut biasa disebut dengan Lux Meter. Berikut informasi seputar alat pengukur intensitas cahaya tersebut:
1. Lux Meter
Lux meter menjadi satu-satunya alat pengukur cahaya yang masih populer hingga kini, karena alat ini memang bisa digunakan dengan mudah. Pengaplikasiannya sendiri juga sangat beragam, mulai dari pengujian alat penerangan, sebagai alat sensor, inframerah, dan lain sebagainya.
Itulah alat untuk ukur intensitas cahaya yang saat ini sering ditemui, meskipun jarang digunakan di kehidupan sehari-hari. Namun, Lux Meter sangat penting ada di sebuah pabrik atau perusahaan yang bergerak di bidang penerangan.
Alat Ukur Jumlah Zat
Alat ukur lainnya datang dari pengukuran jumlah zat, dimana alat ini digunakan untuk mengukur zat yang ada di sebuah benda cair. Misalnya saja tingkat keasaman air, PH air, oksigen air, dan lain sebagainya.
Salah satu alat yang sering digunakan dalam mengukur jumlah zat adalah PH meter, seperti namanya alat ini berfungsi untuk mengukur PH dalam air. Bahkan, di beberapa jenisnya juga dapat mengukur keasaman atau oksigen dalam air.
Sifat Alat Ukur
Secara garis besar, alat pengukuran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu alat pengukuran baku dan alat pengukuran tidak baku. Keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikasi, berikut penjelasannya:
Alat Ukur Baku
Alat pengukuran baku artinya alat yang digunakan untuk mengukur objek padat atau cair, dimana terdapat massa jenis, volume, atau zat tertentu di dalamnya. Alat ini cenderung menggunakan karakteristik benda untuk dapat diukur dengan angka pasti.
Alat Ukur Tidak Baku
Disisi lain alat pengukuran tidak baku dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengukur suatu objek dengan menggunakan perkiraan. Dengan begitu, hasilnya menjadi tidak baku dan dapat berubah-ubah.
Hal tersebutlah yang menjadi sifat alat pengukuran secara umum, tentunya kedua sifat tersebut melekat di semua alat yang digunakan saat ini.
Perbedaan Alat Ukur Baku dan Tidak Baku
Alat Ukur Baku | Alat Ukur Tidak Baku |
Meteran untuk mengukur panjang | Langkah kaki untuk mengukur panjang |
Gelas ukur untuk mengukur volume | Gelas biasa untuk mengukur volume |
Jam analog untuk mengukur waktu | Am pasir untuk mengukur waktu |
Komponen Sistem Alat Ukur
Sistem pengukuran dilakukan dengan menggunakan komponen-komponen tertentu, mulai dari komponen dasar, pengikat atau pegas, magnetic, udara, air, atau zat yang dapat mendeteksi sebuah perbedaan dalam benda padat atau cair.
Tentunya komponen yang digunakan setiap alat pengukuran berbeda-beda, tergantung dengan fungsi pengukuran yang akan dilakukan.
Besaran Pokok dan Turunan
Besaran Pokok | |
Nama | Satuan |
Panjang | Meter |
Massa | Kilogram |
Waktu | Second |
Suhu | Kelvin |
Kuat Arus | Ampere |
Intensitas Cahaya | Kandela |
Jumlah Zat | Mol |
Besaran Turunan | |
Nama | Satuan |
Luas | M² |
Kecepatan | M/s |
Percepatan | M/s² |
Gaya | N |
Tekanan | Kg/ms² |
Usaha | Kg.m²/m² |
Massa Jenis | Kg/m3 |
Tipe dan Jenis Alat Ukur
Tipe atau jenis alat ini dibedakan menjadi dua, alat untuk mengukur besaran pokok dan alat untuk mengukur besaran turunan. Alat untuk mengukur besaran pokok umumnya memiliki satuan yang baku dan juga tetap.
Sedangkan alat untuk mengukur besaran turunan menggunakan satuan yang dihasilkan dari rumus tertentu. Sehingga tidak memiliki nilai pokok dan bisa berubah-ubah setiap waktunya.
Alat ini memang memiliki karakteristik yang sangat kompleks, dimana alat ini dibuat berdasarkan besaran pokok dan juga turunan. Dengan begitu, semua satuan bisa dihitung secara pasti dan konstan setiap waktunya.
Selain itu, alat-alat tersebut digunakan untuk menyamakan persepsi semua orang terhadap suatu objek sehingga tidak terdapat perbedaan satu sama lain. Hal inilah yang membuat besaran pokok dan turunan memiliki satuan resmi yang digunakan secara internasional.
Referensi:
- https://wikielektronika.com/alat-ukur/
- https://www.niagamas.com/hand-tools/tiga-puluh-tiga-macam-alat-ukur-beserta-gambar-dan-fungsinya-lengkap/
- https://www.pengelasan.net/alat-ukur/
Baca Juga Artikel Lainnya:
NAT Adalah: Pengertian, Jenis, Fungsi, Cara Kerja dan Manfaatnya
Geotagging Adalah: Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Contoh
Pengertian Unicode dan Contoh Karakternya (Terlengkap)